Di ujung timur Indonesia,ia jauh dari hiruk pikuk ibukota Jakarta.Alamnya masih perawan dan indah.Siapa saja pasti kagum dan teruja melihat mahakarya agung Sang Kholik.Betapa tidak Papua pulau kaya yang dari dasar laut,darat hingga dalam perut buminya terdapat sumberdaya alam yang melimpah ruah.Sampai-sampai negara lainpun iri ingin memilikinya.
sebagai contoh,tambang emas PT.FREEPORT tbk yang di kuasai orang asing (Amerlka Serikat)dan jaringan Yahudi internasional.Yang menguras gunung emas di sana,Yang kabarnya satu gunung baru habis dalam 30 tahun.wah...wah...wah..
Coba kalau itu dikelola bangsa kita sendiri,pasti udah kaya kita.nggak usah ngutang lagi sama rentenir IMF &WORLD BANK.Nggak cuma tambang emas aja yg melimpah ,tembaga,intan dan banyak lagi deh ada di Papua.Ragam budaya Papua juga menarik sebagai pelengkap anugerah yang Maha Kuasa.Pokoknya best deh.Jangan sampe negara lain ngusik-usik punya kita.
Keindahan Raja Ampat nggak boleh terlewat,karena di sini lautnya jernih masih asli,ikan dan trumbu karangnya indah ,jos gandhos.Sungguh mahakarya yang sempurna .
BERBAGI
Senin, 07 Oktober 2013
Bisnis Yahudi Zionis di Sekitar Kita
Bagi para pencari kerja sebelum
memutuskan untuk bekerja di
perusahaan PMA, lihat-lihat dulu siapa
ownernya. Sebab saat ini banyak
perusahaan asing yang ternyata
berafiliasi baik langsung maupun tidak
dengan Yahudi Zionis, penyokong
penjajahan Israel terhadap Palestina.
Setidaknya jika kita tidak bisa membantu
perjuangan saudara saudara kita di
Palestina, kita jangan menjadi pembantu
mereka yang menindas saudara saudara
kita di sana, seperti bekerja untuk
Yahudi dan menggandrungi produk2
Yahudi sementara banyak produk
produk alternatif yg tersedia.
Banyak yang menyangka bahwa tidak
adanya hubungan diplomatik dengan
israel menyebabkan tentakel gurita
bisnis yahudi tidak sampai ke tanah air.
Anggapan yang keliru, sebab sejatinya
hampir semua sendi kehidupan di
negara ini sudah mengadopsi sistim
bentukan zionis, mulai dari sistim
keuangan berbasis riba hingga produk
produk makanan semacam coca cola
dan sprite yang hampir menjadi menu
wajib umat islam di saat berlebaran.
Yang lebih menyedihkan lagi adalah
hampir semua pekerja keras perusahan
perusahaan tersebut adalah umat islam
yang dieksploitasi untuk menghasilkan
laba sebesar-besarnya bagi penyokong
zionis yang justru menjajah umat Islam
Palestina.
Di sektor tambang, banyak yang belum
tahu masuknya nama Nathaniel Philip
Rotschild (Nat Rostschilld) di Indonesia.
Dia merupakan generasi penerus utama
Dinasti Bisnis Rotschild, Yahudi inggris
yang mengendalikan sistim finansial di
Inggris dan punya andil besar dalam
pendirian negara Israel dan kuatnya lobi
keluarga ini terhadap senat Amerika
Serikat. Tidak heran nama Rothschild
menjadi ikon hero di Israel dan menjadi
nama jalan di sana. Sampai saat ini
keluarga Rotschild masih
mengendalikan Israel. Tidak banyak
yang tahu kalau Israel adalah pemilik
skuadron jet tempur F16 terbanyak dari
negara manapun di dunia, ini karena
apa? Tentu saja karena andil keluarga
Rotschild!
Nat Rotschield masuk ke Indonesia
melalui bendera Vallar investment dan
bekerja sama dengan pengusaha
pribumi Aburizal Bakri mendirikan grup
investasi bernama BUMI Plc. Bumi Plc
(=private limited company, Perseroan
terbatas yang listing di bursa efek, tbk)
ini merupakan pemegang saham di bumi
resources milik keluarga Bakri sekitar
25% (mengelola tambang KPC dan
Arutmin) dan pemegang saham
mayoritas di PT.Beraucoal, Kaltim
sebesar 85%. Belakangan keluarga
Bakrie bahkan akan berpisah dengan
BUMI Plc yang menyisakan si Yahudi
sebagai pengendali dominan di
Beraucoal.
Sungguh menyedihkan,
perusahaan yang mempekerjakan buruh
buruh Indonesia yang mayoritas muslim
siang dan malam (pekerjaan tambang
adalah siang dan malam) tanpa mereka
sadari hanya untuk memperkaya
kantung penjajah zionis yang
menyokong penjajahan Palestina.
Dengan dalih meningkatkan investasi
Pemerintah semestinya tidak melupakan
kepentingan umat Islam yang
merupakan komponen mayoritas negara
ini. Saatnya kita melek atas konspirasi
global Yahudi di negara ini.
Jazakallah,
Penulis : Hirawan, Berau, Kaltim.
sumber:m.eramuslim.com/
Langganan:
Postingan (Atom)